Ada lembaran-lembaran evaluasi, di mana
setiap hari kita merobek-robeknya Ada isyarat penyadaran yang berupa detak-detak jam
yang berkata kepada kita:
"Sesungguhnya kehidupan itu adalah
kumpulan menit dan detik".
Betapa cepatnya satu tahun ini berlalu dengan
hari-hari dan bulan-bulannya!! Bagaimana ia berlalu begitu cepat? Baru saja
kemaren kita menyambutnya, hari ini kita berpamitan dengannya, adakah
keberkahan waktu telah hilang sementara kita tidak merasakannya?!
Sahabat
apakah tahun ini kita masih diberi kesempatan untuk bernafas kembali menikmati
indahnya segala ciptaan dan nikmat-NYA? ataukah tahun ini adalah akhir dari
kehidupan kita ? detik demi detik terus berlalu meninggalkan kita tanpa kita
dapat kembali lagi ke detik-detik waktu tersebut, apa yang telah dan akan kita
persiapkan untuk menghadapai suatu hari yang tak ada lagi sandiwara?, adakah
karya nyata yang akan menolong dan mengekalkan amal-amal kebaikan kita ?
Sebuah kalimat Al-Hasan Al-Bashri perlu kita
renungkan: "Wahai Ibnu Adam .. Setiap pagi atau sore engkau mencari
keuntungan, maka, hendaklah concern-mu tertuju kepada dirimu sendiri, sebab,
engkau tidak akan mendapatkan keuntungan yang seperti dirimu sendiri itu
selamanya".
Karena inilah, bersama akhir tahun yang lalu
dan awal tahun ini, kita memerlukan satu perenungan muhasabah. Ibnul Qayyim –
rahimahullah- berkata: "Muhasabah adalah seorang hamba membedakan mana
perkara-perkara yang menguntungkannya dan mana pula perkara-perkara yang
merugikannya, lalu ia mempertahankan perkara- perkara yang menguntungkan dan
menutup perkara-perkara yang merugikan, sebab ia akan melakukan perjalan yang
tidak akan kembali lagi".
Ini adalah perenungan di mana kita menjawab
banyak pertanyaan: Bagaimana kita menghabiskan tahun lalu kita? Dalam hal apa
saja kita pergunakan waktu-waktu kita? Bagaimana hubungan antara kita dengan
Tuhan kita? Adakah kita melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya? Adakah kita telah bertaqwa kepada Allah SWT dalam urusan rumah
dan masyarakat kita? Adakah telah telah muraqabatullah (merasa diawasi Allah
SWT) dalam setiap amal dan urusan kita? Adakah kita telah ikhlas dalam seluruh
amal kita? Adakah kita telah berfikir untuk bersungguh-sungguh dalam seluruh
gerak kita? Adakah kita telah meninggikan panji umat kita? Apa yang telah kita
berikan untuk agama ini? Berapa banyak kita telah berikan waktu kita untuknya? Berapa
banyak orang yang kita cintai karena Allah dan karena dakwah-Nya? Adakah kita
telah membela dakwah dan qiyadah kita? Ataukah kita malah menjadi penolong
media dan orang lain mengesampingkan dakwah dan qiyadah kita? Adakah harakah
(gerakan), amal, ucapan dan tulisan kita telah indhibath dengan dhawabith
da'wah? Berapa kali kita menolong saudara-saudara kita yang yang diperlemah di
muka bumi dan juga kepada mereka yang dipenjara secara zhalim dan berdasar
kepalsuan? Berapa banyak kita komitmen menjalankan shalat secara berjamaah di
masjid? Berapa jatah kitabullah dari bacaan dan tadabbur kita? Berapa kali kita
mengkhatamkan Al-Qur'an pada setiap bulannya? ataukah kita tidak membacanya
kecuali pada bulan Ramadhan?! adakah
sepanjang tahun lalu ada bagian dari Al-Qur'an yang kita hafal? Ataukah concern
kita di dunia ini hanya sebatas sesuap nasi yang kita makan? Atau seteguk air
yang kita minum? Atau pakaian yang kita sandang, atau kedudukan yang kita cari,
atau jabatan yang kita banggakan?
Adakah concern kita hanyalah menghabiskan waktu
dalam lahw, baik diperbolehkan ataupun yang tidak diperbolehkan? Ataukah
concern kita adalah urusan-urusan tinggi dan derajat mulia? Adakah kita
termasuk yang mengatakan sesuatu yang tidak kita lakukan? Ataukah kita termasuk
orang yang menjadikan dirinya sebagai teladan? Apakah … apakah? Apa keinginan
kita dengan semua itu? Apakah semua yang kita lakukan kita maksudkan untuk
Allah SWT dan hari akhirat? Ataukah kita maksudkan untuk citra, image dan
mengejar pujian manusia?
Mari
kita kita jadikan Tahun Baru ini sebagai ruang untuk bermuhasabah, introspeksi
atas segala yang telah kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya sebagai teguran
sejaran dalam menapaki tahun yang akan datang. Mari kita luruskan niat untuk
memperbaiki hablum minallah
dan hablum minannaas kita
agar kelak menjadi orang yang beruntung:
“
Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang
beruntung, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang
yang merugi, dan barang siapa hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang
celaka”
Aku
adalah hari barumu. Jangan sampai kau kehilangan diriku. Apa yang telah kau
kerjakan pada tahun yang lalu, apakah kamu selalu menjaga salat lima waktumu,
melalaikannya apalagi meninggalkannya. Apakah kamu menunaikan zakat hartamu,
apakah berpuasa dengan tulus hatimu, apakah kamu mentaati Tuhanmu, menafkahi
keluargamu, bermuamalah baik dengan tetanggamu. Apakah harta yang engkau
nafkahi itu harta yang baik, harta yang halal. Istrospeksilah, kamu masih
diberi nikmat taufik dan hidayah dari Allah, masih ada kesempatan untuk
bertaubat. Istighfarlah, hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah
amal perbuatanmu sebelum amal itu ditimbang. Dari sekaranglah, karena kemudian
pasti akan dihisab dan ditimbang, jangan menanti hari hari esok. Jadilah muslim
yang sejati. Jangan ragu menjadi orang islam, jangan ragu. Sesungguhnya agama
yang diridhai oleh Allah swt. hanyalah agama islam.
No comments:
Post a Comment