BERKATA BENAR


Oleh alm. Ust Rahmat Abdullah (Pendiri / Dewan Syariah LAZ TAMU )

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. AI-Ahzab 70)
 -
Ya, sekarang tak ada waktu lagi untuk berbasa-basi. Perang di segala bidang telah mencengkeram, merambah dan melumpuhkan seluruh jaringan saraf ummat. “Mereka akan ­terus selalu memerangi kamu sampai berhasil mengembalikan kamu dari ­agamamu, bila mereka mampu melakukannya…” (QS.AI-Baqarah:217).

  

Shalat 5 waktu.

Pada setiap raka’at shalat, kita diwajibkan membaca surat Al Fatihah. Sadar atau tidak sadar, setiap kali kita membacanya, maka pada 2 ayat terakhir kita memohon kepada Allah: 

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 

MAMPUKAH KEMATIAN MEMBUAT MANUSIA BERPIKIR

Sepanjang sejarah, manusia telah berhasil mengatasi berbagai masalah hidup yang terkadang nampak erat.Namun kematian tetap merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Setiap yang hidup di muka bumi ini dengan tujuan apa pun, pasti akan mati. Manusia hanya diberi usia tertentu dan kemudian akan mati. Ada yang mati ketika masih muda, bahkan saat masih bayi. Ada yang melalui beberapa fase dalam hidupnya dan menemui kematian setelah usianya bertahun-tahun. Bahkan seorang manusia yang memiliki segalanya baik itu tanah, kekayaan, kedudukan, popularitas, kemuliaan, kepercayaan maupun ketampanan tak akan dapat menghindari kematian. Tanpa kecuali, semua manusia tak berdaya ketika menghadapi datangnya kematian sebagai suatu kepastian.

"Keluargaku atau da’wahku ?"



Oleh alm. Ust Rahmat Abdullah (Pendiri / Dewan Syariah LAZ TAMU )

Mungkin terjadi seseorang yang dahulunya saling mencintai akhirnya saling memusuhi dan sebaliknya yang sebelumnya saling bermusuhan akhirnya saling berkasih sayang. Sangat dalam pesan yang disampaikan Kanjeng Nabi SAW : "Cintailah saudaramu secara proporsional, mungkin suatu masa ia akan menjadi orang yang kau benci. Bencilah orang yang kau benci secara proporsional, mungkin suatu masa ia akan menjadi kekasih yang kau cintai." (HSR Tirmidzi, Baihaqi, Thabrani, Daruquthni, Ibn Adi, Bukhari). Ini dalam kaitan interpersonal. Dalam hubungan kejamaahan, jangan ada reserve kecuali reserve syar'i yang menggariskan aqidah "La tha’ata limakhluqin fi ma’shiati’l Khaliq". Tidak boleh ada ketaatan kepada makhluq dalam berma'siat kepada Alkhaliq. (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan Hakim).