Allah swt dengan sifat hikmah dan
keadilan-Nya menimpakan berbagai ujian dan cobaan kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman pada khususnya, dan seluruh makhluk pada umumnya. Di antara bentuk
ujian dan cobaan itu adalah adanya berbagai jenis penyakit di zaman ini, karena
kemaksiatan dan kedurhakaan umat terhadap Allah swt dan Rasul-Nya saw. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).”(Ar-Rum:41) Islam adalah agama yang sempurna, yang menuntut
seorang muslim agar tetap menjaga keimanannya dan status dirinya sebagai hamba
Allah swt.
Dari Abu Said Al-Khudri dan dari
Abu Hurairah radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda:
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau
kekhuatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan
Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya (Dosa) kerananya.” (HR.
Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)
Ketahuilah wahai sahabat -semoga
Allah merahmati kita semua- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa
Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama
hidupnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji'uun'
(Dari Allah kita datang kepada Allah kita akan kembali). Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ". (Al-Baqarah :
155-157).
Sakit dan Musibah adalah Takdir
Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman : “Tidak ada sesuatu kesusahan
(atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi dan tidak juga yang menimpa diri
kamu, melainkan telah sedia ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami
menjadikannya; sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” (QS. Al-Hadid : 22). "Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa
seseorang melainkan dengan izin Allah" (QS. At-Taghaabun :
11).
Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan
hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang
tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan
musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi
nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita
berlindung kepada Allah dari perbuatan sebegini. Padahal apabila mereka
mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah
terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta'ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah
diterangkan Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda:
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang
mengugurkan daun-daunnya". (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
"Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan,
kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan
Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya". (HR.
Bukhari no. 5641).
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus,
kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya". (HR.
Muslim no. 2573).
"Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada
dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan
tidak ada kesalahan pada dirinya".(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad
II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, disahihkan Syeikh
Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
"Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan
penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya".(HR. Al-Hakim
I/348, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami'is Shoghir
no.1870).
"Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu,
melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu darjat dan dihapuskan pula
satu kesalahan darinya". (HR. Muslim no. 2572).
"Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api
neraka". (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam
kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
"Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya
(dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi". (HR. Muslim no.
2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit
tidaklah biar tanpa usaha (ikhtiar) untuk berubat. Rasulullah SAW
bersabda : "Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti
menurunkan Ubatnya". (HR. Bukhari no. 5678).
Perlu diketahui bahawa sesungguhnya
Allah swt menyediakan obat bagi setiap sakit yang datang. Dan haram bagi kita
untuk berubat dengan cara yang salah, menggunakan bahan yang haram tanpa
benar-benar mudarat, perubatan yang mensyirikkan Allah dan seumpamanya.
"Sesungguhnya Allah menciptakan
penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang
haram". (HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan
oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihahno. 1633).
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada
apa-apa yang haram".(HR. Abu Ya'la dan Ibnu Hibban no. 1397. Dihasankan
oleh Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 1172).
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada
apa-apa yang diharamkan atas kalian". (HR. Bukhari, di-maushulkan
ath-Thabrani dalam Mu'jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : 'sanadnya
shohih',Fathul Baari : X/78-79)/
Betapa banyak orang yang
menyadari keberadaan nikmat kesehatan ini, setelah dia jatuh sakit. Sehingga musibah sakit ini menjadi
peringatan yang berharga baginya. Setelah itu dia banyak bersyukur atas nikmat
Allah swt tersebut. Itulah golongan yang beruntung. Jadi sebaiknya kita selalu
menjaga kesehatan dan bersyukur kepada Allah swt sehingga tidak lupa akan
nikmat ini. Nabi saw bersabda: “jaga lima
sebelum datang yang lima”,
salah satunya yaitu sakit. Dan juga waktu luang yang diberikan Allah swt
sebaiknya digunakan kepada jalan yang benar dan bermanfaat, jangan dihabiskan
kepada yang buruk dan membawa mudharat baik bagi kita sendiri maupun orang
lain. Wallahu ‘aklam