Aku pengen bahagiain Ibu ku
Aku pengen bahagiain Ibu ku
Aku pengen bahagiain Ibu ku
Aku pengen bahagiain Ayah ku
Aku pengen bahagiain Ayah ku
Aku pengen bahagiain Adik ku
Karena mereka adalah Kebahagiaan ku sesungguhnya.
I LOVE MY FAMILY dan tentunya
Ku pengen menjadi sahabat teman yang baik buat sahabat ku semua
Ka'ab bin Malik RA berkata,
"Masalah pertama yang menyebabkan Abu Lubabah tercela adalah karena dia
dan anak yatim berselisih tentang dahan banyak tangkai (yang
disenanginya)." Keduanya mengadu kepada Rasulullah SAW dan beliau
memenangkan Abu Lubabah. Anak yatim tersebut menangis. Lalu Rasul bersabda,
"Wahai Abu Lubabah, berikanlah dahan itu untuknya." Abu Lubabah
keberatan. Rasulullah SAW mengulangi permintaan beliau, "Berikanlah dahan
itu kepadanya dan kamu akan mendapatkan surga.".
Tapi, Abu Lubabah tetap menolak.
Tidak lama kemudian datanglah Abu Dahdah menghampiri Abu Lubabah seraya
berkata, "Juallah dahan itu dengan dua kotak kebunku." Abu Lubabah
menerimanya.
Lalu, Abu Dahdah membawa dahan itu kepada
Rasulullah SAW. Ia berkata, "Wahai Rasul, jika aku berikan dahan ini
kepada anak yatim itu, apakah aku akan mendapatkan semisal dahan ini di
surga." Nabi SAW mengiyakannya. Maka, dahan itu diberikan kepada anak
yatim itu, dan Rasul bersabda, "Betapa banyak dahan wangi yang dimiliki
Abu Dahdah di surga kelak." ( HR Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban).
Hadis ini menggambarkan betapa besarnya
perhatian Rasulullah terhadap anak yatim. Kalau kita telusuri ajaran Islam,
kita dapatkan aneka cara dalam memperlakukan hak anak yatim
Pertama, berbuat baik kepada
anak yatim merupakan akhlak Islam yang agung bahkan dijadikan sebagai amalan
paling utama dan paling suci. (QS al-Baqarah [2]: 177). Sebelum Islam datang,
anak yatim tak mendapatkan perhatian apalagi santunan yang layak. Lalu, Islam
memuliakannya dan melarang untuk mengeksploitasinya. (QS al-An'am: 152-153,
al-Isra: 34).
Memakan harta anak yatim
merupakan salah satu dosa besar dan penyebab masuk neraka. Rasul SAW bersabda,
"Jauhilah tujuh dosa besar, yakni menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa
yang diharamkan kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim,
lari dari medan perang, dan menuduh zina wanita mukmin yang lalai." (HR
Bukhari dan Muslim).
Kedua, Alquran melarang
penghinaan dan menyakiti anak yatim. (QS al-Fajr: 15-23, adh-Dhuha; 9,
al-Ma'un: 1-3). Dan ketiga, Alquran memerintahkan supaya kita memuliakan anak
yatim dan balasannya adalah surga. (QS al-Insan: 8-22).
Keempat, Nabi telah menegaskan bahwa
anak yatim dan wanita lemah adalah golongan yang harus diperhatikan dan
dipelihara. Abu Syureih al-Khuza'i meriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda, "Ya Allah, aku merasa berat dengan hak dua kelompok lemah
ini, yaitu hak anak yatim dan hak perempuan." ( HR an-Nasai).
Kelima, Islam menegaskan bahwa
penyantun dan penjamin anak yatim akan menjadi teman dekat Rasulullah di surga.
"Aku dan penjamin anak yatim berada dalam surga seperti telunjuk dan jari
tengah. Rasul mengisyaratkan dengan dua jari tengah dan menjarangkan jari-jari
lainnya. ( HR Bukhari dan Ahmad).
Keenam, rumah terbaik adalah rumah yang di dalamnya
ada anak yatim yang dimuliakan, dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada
anak yatim, namun dihinakan. Dari sini, kita wajib menyantuni anak yatim dan
memperhatikan hak-hak mereka bukan saja aspek material tapi juga aspek
pendidikan, ekonomi, sosial, dan spiritual.
Oleh Prof Dr KH Achmad
Satori Ismail ( Ketua IKADI )
No comments:
Post a Comment