Kalau bisa senyum kenapa mesti marah


Seorang tidak lebih baik dari yang lainnya selain dengan taqwa..
 Sebaik-baik Muslim ialah yang bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu sudah semestinya kita berlomba-lomba untuk bisa menjadi orang yang bertaqwa. Setiap detik, setiap menit, setiap hari,  setiap bulan sepanjang tahun. Setiap saat hingga ajal menjemput.
Dalam pengertian umum taqwa bisa dipahami sebagai upaya seorang Muslim untuk senantiasa mentaati seluruh perintah Allah dan pada saat yang sama juga berusaha menjauhi segala larangan-Nya. Taqwa merupakan satu karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap Muslim baik laki-laki mapun perempuan. Sebab bagi mereka yang bertaqwa Allah telah sediakan banyak sekali keuntungan dan kebaikan.

Tidak ada prioritas lain selain membangun mental taqwa. Bahkan tidak ada yang lebih menguntungkan selain menjadi insan taqwa.Tanpa ketaqwaan kita akan mengalami banyak kendala, kegagalan dan pada akhirnya kerugian.
Kita ketahui bersama bahwa, penyebab hilangnya kekuatan umat Islam karena lemahnya karakter taqwa pada hampir seluruh lapisan umat Islam. Bahkan sumber kekalahan umat Islam di segala sektor juga karena rendahnya kualitas iman dan ketaqwaan sebagian besar keluarga-keluarga Muslim.
Dengan demikian, menjadi kewajiban kita semua untuk bersama-sama, bahu-membahu mengisi hari-hari kita, siang dan malam untuk sebisa mungkin membangun karakter taqwa dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, bagaimana metode atau cara kita membangun mental taqwa agar umat Islam bisa menang dan bersama meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat?
Pertama, bersegera menuju ampunan Allah.
 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS Ali Imron: 133).
Setiap Muslim berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam mendapatkan hadiah istimewa dari Allah. Dengan demikian maka terciptalah suasana kompetisi penunaian ketaatan yang semarak. Jika ini terjadi, insya Allah kekuatan umat Islam akan menguat dan tipu daya syetan dan orang-orang kafir pun dengan mudah dapat dipatahkan.
Memang ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam ajaran Islam. Seperti, membayar hutang, menikahkan anak perempuan, merawat jenazah, menghormati tamu dan bertaubat. Namun demikian yang dimaksud di sini tidak sebatas beberapa hal tadi.
Tetapi juga meliputi seluruh aktivitas harian seorang Muslim, seperti mendirikan shalat secara berjama’ah di masjid, membaca al-Qur’an, menyambung tali silaturrahim, membantu yang membutuhkan, mengakui kesalahan dan meminta maaf, dan amalan sholeh lainnya.
Hal-hal itulah yang harus kita upayakan dengan penuh gairah. Upaya yang konsisten dalam menciptakan suasana kompetisi menuju ketaqwaan seperti itu merupakan satu syarat untuk bisa meraih kemenangan dan kebahagiaan setiap Muslim dan seluruh umat Islam baik di dunia maupun di akhirat.

Kedua, membudayakan infak baik lapang atau sempit.
 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit…” (QS Ali Imron: 134).
Bagaimana orang yang bertaqwa itu, yaitu orang yang senantiasa konsisten dalam berkorban, dan terus berjalan di atas manhaj, tanpa terpengaruh oleh keadaan lapang ataupun keadaan sempit.
Keadaan lapang tak membuat mereka bangga hingga lengah, dan keadaan sempit juga tidak menjadikan mereka berkeluh kesah hingga lalai. Mereka tetap menyadari kewajiban harus ditunaikan, sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin terbebas dari sifat kikir dan rakus.
Ketiga, menahan marah dan mudah memaafkan.
Orang yang bertaqwa pasti mampu menahan amarah. Setiap Muslim harus mampu menjadi orang yang tidak pemarah. Sebab itulah ciri Muslim sejati yang dalam hadis nabi dikatakan sebagai Muslim yang kuat.
Sebagaimana sabdanya, “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sikap marah sama sekali tidak memberi dampak positif apalagi jika didorong oleh kuatnya keinginan nafsu. Jadi sifat marah sama sekali tidak memberi manfaat, tidak menyelesaikan masalah justru mengundang masalah dan terus-menerus menambah masalah. Pantas nabi mengajarkan kita untuk selalu tersenyum. Seolah-olah ia ingin mengatakan, “kalau bisa senyum kenapa mesti marah!”
Keempat, gemar berbuat kebaikan karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Orang-orang yang berderma dengan pemaafan dan toleransi adalah orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan, Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Alangkah indahnya ketaqwaan itu, pantas jika Allah dalam ayat yang lain menjanjikan solusi, kemenangan dengan segera bagi orang-orang yang bertaqwa.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At Thalaq: 2).
Jika demikian selagi masih ada waktu, mari kita bersegera berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang bertaqwa. Yakni orang yang mencintai dan gemar berbuat kebaikan demi menggapai ridha Allah untuk kemenangan umat Islam di dunia dan di akhirat.

Do you Like this story..?

Get Free Email Updates Daily!

Follow us!

No comments:

Post a Comment